sebulan yang lalu, ketika aku baru saja isi pulsa.... di tengah-tengah kesibukan aktivitas dan mengerjakan tugas kuliah... aku bertemu dengan tetangga kost ku yang juga anggota FSMM dan seorang ketua Rohis di Teknik sipil undip. Insya Allah dia adalah mahluk yang sangat di Cintai Allah. sepulang dari mengisi aku bertegur sapa dengan dia. "Mas Gotim, habis dari mana???" aku menjawabnya "habis isi pulsa buat telp ortu." dari situ dimulailah sharing kehidupan pribadi kami.
dia kemudian tanya sesering apa aku telp rumah atau di telp oleh ortu. aku jawab sekitar seminggu sekali atau kalu lagi ada perlu yang ingin ditanyakan ortu. kemudian dia bercerita... bahwa dia sama sekali tidaj pernah di telp orant tuanya. dia telp paling 3 bulan sekali. karena bingung pa yang harus dibicarakan, dia bercerita dia ingin hidup mandiri dan tidak ingin menjadi beban orang tuanya... dia jujur sebenarnya dia sering mengeluh, seberapa besar orang tuanya menyayingi dia. tapi dia percaya bahwa orang tunya sangat sayang pada ia. cuma orang tuanya hidup di cultur pedesaan sehingga rasa sayangnya hanya ditunjukkan dengan doa.
suatu hari setelah saat mudik lebaran sahabatku itu merasa sangat kelelahan dijalan. dia mengeluh seandainya dia jadi anak orang kaya yang bisa pulang kampung dengan nyaman dengan bus AC atau travel. dia benar-benar lupa pada pedomannya dan tekadnya... setelah sampai depan rumahnya tepatnya didepan kebun miliknya dia melihat ibunya kelelahan memanggul sayuran yang akan di jual esok, dengen terengah-engah ibunya terus berpuasa untuk membiayai anaknya... melihat ibunya yang sedemikian dia menangis knp dia bisa sampai mengeluh. padahal orang tuanya berjuang lebih berat dari dirinya..(saat bercerita dia juga neneteskan air mata).. sejak saat itu dia merjanji dia tidak akan merepotkan apalagi mengeluh pada dirinya sendiri. dia bilang kepada ibunya bahawa ia tidak perlu di suplay bulanan lagi.. saat ia bilang seperti itu dia belum tahu harus bekerja apa untuk membiayai hidup dan kuliahnya...
akhirna dia bekerja seadanya seperti berjualan stiker dan sebagainya..
aku sangat sedih mendengar ceritanya... selama ini aku tidak pernah berfikir seperti dia, padahal kehidupan orang tuaku hampir sama seperti dia.. tapi aku tidak pernah peduli pada kesulitan orang tuaku. selama ini aku selalu menuntut harus ada pada orang tuaku... yang memang beberapa tahun ini kehidupan keungan orang tuaku memang stabil..
tapi kenapa aku lupa saat aku masih sama seperti sahabatku. aku ingin memberikan yang terbaik buat orang tuaku, orang tuaku tidak penah menuntut apa-apa dan selalu mencukupi kebutuhanku meski dia harus bekerja membanting tulang... bahkan dia ingin aku hidup selayaknya temen2 aku dengan membelikan berbagai fasilitas..
aku harus jadi Sarjana dengan prestasi yang baik...
terima kasih sahabat telah menyadarkanku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar